REPRESENTASI PEREMPUAN MUSLIMAH DALAM FILM AYAT AYAT CINTA: RESEPSI DAN REINTERPRETASI AKTIVIS MUSLIMAH PKS, FATAYAT DAN NASYIATUL AISYIYAH DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Penelitian ini berangkat dari fenomena media dalam mengkonstruksi realitas. Realitas yang ditampilkan oleh media dinilai sebagai kebenaran sesungguhnya oleh khalayak, padahal fakta yang ditampilkan media bukan kebenaran tunggal. Sebagaimana realitas tentang pemahaman perempuan muslimah dalam film religi, lantas bagaimana kalangan aktivis perempuan muslimah meresepsi dan mereinterpretasi sosok perempuan muslimah menjadi satu topik menarik untuk dikupas, khususnya pandangan dari aktivis muslimah PKS, Fatayat dan Nasyiatul Aisyiyah di Kabupetan Jember.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana representasi perempuan muslimah yang digambarkan dalam film Ayat Ayat Cinta, mendeskripsikan bagaimana perempuan dari kalangan PKS, Fatayat dan Nasyiatul Aisyiyah merepresentasi dan merekonstruksi pemahaman terhadap pemahaman tentang sosok perempuan muslimah dalam film Ayat Ayat Cinta, serta mendeskripsikan struktur pemikiran aktivis PKS, Fatayat dan Nasyiatul Aisyiyah dalam menggambarkan sosok perempuan muslimah yang direpresentasikan dalam film Ayat Ayat Cinta.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa representasi perempuan muslimah yang ditampilkan dalam film Ayat Ayat Cinta memiliki satu karakter yang sama yakni menjaga harga diri. Adapun cara berpakaian beragam, namun dalam satu koridor menutup aurat dari ujung kaki hingga ujung kepala kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dalam meresepsi dan mereinterpretasi sosok perempuan muslimah, bagi aktivis muslimah PKS, Fatayat, dan Nasyiatul Aisyiyah memiliki sudut pandang pemahaman masing-masing namun secara garis besar sosok perempuan muslimah yang ditampilkan dalam film Ayat Ayat Cinta mewakili muslimah ideal. Adapun struktur pemikiran yang melandasi aktivis muslimah PKS, Fatayat dan Nasyiatul Aisyiyah dalam memahami sosok perempuan muslimah lebih dominan dipengaruhi oleh berbagai faktor dari luar film tersebut, seperti faktor keluarga, lingkungan dan organisasi.