INTERNALISASI NILAI-NILAI AHLUS SUNAAH WAL JAMAAH DALAM MENCEGAH SIKAP EKSTRIMISME PADA ANAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH MAARIF KH. SHIDDIQ 01 JEMBER DAN SEKOLAH DASAR DARUS SHOLAH JEMBER

  • Leny Marinda Pascasarjana PGMI UIN KHAS
Keywords: Nilai Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Ekstrimisme

Abstract

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Beragam suku, agama, bahasa menjadi kekayaan tersendiri bagi Indonesia. Keberagaman ini pada kenyataannya tidak hanya menjadi kekayaan, namun juga menjadi salah satu faktor disintegrasi dan kekerasan di Indonesia. Jember sebagai miniatur masyarakat multicultural, memiliki tantangan dalam menciptakan kedamaian dan keharmonisan antar kelompok masyarakat di dalamnya. Pendidikan tentang memahami keberagaman dan bagaimana bersikap terhadap keberagaman tersebut sangat penting ditanamkan, khususnya kepada peserta didik setingkat SD/MI. hal ini menyangkut perkembangan kognitif peserta didik SD/MI yang berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini pembelajaran akan menjadi bermakna jika berdekatan dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan akan kedamaian dan keharmonisan dalam corak kultur yang berbeda sebagai salah satu alasan untuk melakukan upaya pencegahan sikap ekstrimisme, Baik itu ekstrimisme beragama, sosial, etnis maupun politik. Upaya ini dapat dilakukan melalui mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah yang memiliki corak pemikiran tawasuth, tasammuh, tawazun, I’tidal dan amar makruf nahi mungkar.  MIMA KH. Shiddiq 01 Jember dan SD Darus Sholah Jember merupakan dua lembaga pendidikan yang memasukkan mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah dalam kurikulum pendidikan.

Penelitian ini menjawab fokus penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember?; 2) Bagaimana internalisasi at-tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember?; 3) Bagaimana internalisasi tasamuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember?

Tujuan penelitian ini adalah : mendeskripsikan dan menganalisis Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember; 2) mendeskripsikan dan menganalisis internalisasi at-tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember; 3) mendeskripsikan dan menganalisis internalisasi tasamuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di MIMA 01 KH Shiddiq dan SD Darus Sholah Jember

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian study kasus. Penelitian kualitatif ini membutuhkan kehadiran peneliti untuk terlibat langsung mengobservasi dan mewawancarai serta mendokumentasikan segala bentuk aktifitas yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumenter. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Milles dan Huberman yang meliputi proses pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi tekni dengan membandingkan data yang diperoleh dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, faktor kehadiran peneliti juga manjadi salah satu tolok ukur dalam keabsahan data penelitian kualitatif.

Temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah internalisasi nilai-nilai ASWAJA dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak meliputi : 1) internalisasi nilai tawasuth wal I’tidalm dilakukan dengan upaya pembiasaan amaliah aswaja mulai sejak kelas dasar. Dalil-dalil dan dasar hukum amaliah aswaja diberikan ketika sudah memasuki kelas 4. Penjenjangan ini dilakukan dengan memperhatikan tahapan kematangan kognitif anak sekolah dasar; 2) internalisasi nilai tasammuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak dilakukan dengan cara memberikan keteladanan melalui metode pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar menghormati dan menghargai perbedaan pendapat. Selain itu, orang tua juga berupaya menanamkan nilai toleran dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memberikan kebebasan dalam bergaul dengan tetap memperhatikan disiplin waktu dan pengertian tentang perbedaan yang ada di skeitarnya ;3) internalisasi nilai tawazun (berimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak dilakukan dengan cara memberikan keteladanan kepada siswa untuk tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul, bersikap proporsional dan adil dalam memperlakukan tiap-tiap siswa yang memiliki keistimewaan dan karakteristik yang berbeda-beda.

Published
2022-04-26